Senin, 20 Juli 2009

abdurahman mohamad

Abdurrahman Mohamad
Nol Kilometer Tepat di Bayanganmu

Dulu, aku menyangka
kita terlahir dari rahim penuh ilalang
tumbuh dari desir angin pantai dan debu pasir
namun, kenangan telah menetapkan batas
yang membuatku mengemas segala rasa dan masa lalu

Bibirmu kini lebih jingga dari warna senja
senyummu lebih tajam dari belati
dan sebuah luka di dadamu yang terlihat seksi
kadang aku terlalu bergairah menyebutmu sebagai bidadari

Ini perjumpaan yang tak tebayangkan

Tepat nol kilometer dari bayangmu
pandanganku terluka, aku harus memaksa mata ini
untuk membaca rajah yang terterah di punggungmu
sebuah tanda sunyi dan lebih hitam dari dedak kopiku
kau tersenyum seakan mengerti, aku hanya seorang anak
yang terlupa garis nasabnya

Mungkin secercah cerita, mitos yang dilupakan
atau mantra pengasih yang ngilu untuk dibacakan
yang kau ingat dari semua pertemuan

Semua sejarahku telah terbungkus kafan yang legam, bagimu

Dan kini aku hanya ingin kau bernyanyi irama pantai utara
biar kurasakan pinggulmu bergoyang bersama kegelisahan
setelah ombak menghantam pasir-pasir yang kehilangan lembutnya

Indramayu-Cirebon 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar